Individu dan Kelompok dalam Kajian Sosiologis
A. KEBUTUHAN HIDUP
MANUSIA SECARA INDIVIDU DAN KELOMPOK
Manusia sejak lahir mempunyai
naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya, yaitu:
1.
kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan cinta kasih.
2.
kebutuhan inklusi adalah kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan
mempertahankan.
3. kebutuhan kontrak adalah kebutuhan
akan pengawasan dan kekuasaan.
Menurut Peddington,
kebutuhan hidup manusia terdiri dari tiga pokok, yaitu:
1.
Kebutuhan primer
atau kebutuhan utama
2. Kebutuhan sekunder atau kebutuhan sosial
3.
Kebutuhan integratif
muncul dari hakikat manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral.
Menurut Maslow, kebutuhan
hidup manusia dapat dibagi menjadi:
1.
kebutuhan fisik;
2.
kebutuhan rasa aman;
3.
kebutuhan diterima
dan kasih sayang;
4. kebutuhan untuk perwujudan;
5.
kebutuhan untuk
perwujudan diri;
6. kebutuhan ingin tahu;
7.
kebutuhan akan
keindahan.
B. INTERAKSI
SOSIAL DALAM KEHIDUPAN PRIBADI DAN KELOMPOK
Interaksi sosial yaitu gambaran
tentang proses hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran
dan tindakan antara individu dalam masyarakat.
Unsur-unsur interaksi sosial
dikarenakan terjadinya kontak sosial, terjadinya komunikasi , terjadinya
saling pengaruh mempengaruhi, dan adanya faktor pikiran dan tindakan
interaksi sosial bertujuan untuk:
1.
tercipta hubungan
yang harmonis antarindividu atau antarkelompok dalam kehidupan
bermasyarakat;
2. tercapainya kebutuhan dan kepentingan individu sebagai warga
masyarakat;
3. sebagai sarana mewujudkan keteraturan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat;
4. sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan
hidup warga masyarakat
Jenis – jenis interaksi
sosial:
1. Interaksi antarindividu;
2.
Interaksi
antarindividu dengan kelompok;
3.
Interaksi
antarkelompok.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi interaksi sosial adalah:
1.
imitasi;
2.
sugesti;
3.
identifikasi;
4.
simpati;
5.
motivasi;
6.
empati.
Syarat – syarat terbentuknya
interaksi sosial adalah adanya kontak sosial, yaitu cara dua orang atau
dua pihak dalam berhubungan sosial, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dan komunikasi, yaitu proses dua pihak yang saling berhubungan
dalam pikiran dan tindakan.
Status sosial disebut juga
kedudukan yang diartikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok masyarakat. Macam-macam status sosial, yaitu:
1.
Status kelahiran (ascribed
status); status yang didapat sejak orang dilahirkan;
2.
Status karena
perjuangan (achieved status); status diperoleh dari perjuangan;
3.
Status pemberian (assigned
status); status diperoleh dari pemberian;
4.
Status simbol, dapat
dilihat dari kebiasaan, tempat tinggal seahri-hari;
5.
Status aktif adalah
status yang pada saat kondisi tertentu aktif;
6.
Status laten adalah
status diam pada saat status aktif bekerja.
C. KETERATURAN DAN
KONFLIK DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Faktor-faktor yang dapat
menciptakan keteraturan sosial adalah:
1.
kebutuhan nyata
(kebutuhan lahir dan batin);
2.
efisiensi merupakan
alat untuk mempererat dan mengatur pergaulan manusia;
3.
efektif untuk
mencapai tujuan hidup sesuai dengan nilai – nilai sosial;
4.
penyesuaian diri
pada kebenaran mendekatkan manusia pada nilai – nilai yang dialami dan
dibenarkan oleh masyarakat;
5.
penyesuaian diri
pada kaidah-kaidah yang berlaku;
6.
sikap tidak
memaksakan kehendak secara mental dan fisik.
Interaksi sosial dapat
dibagi menjadi dua macam proses sosial, yaitu:
1.
Proses asosiatif, yaitu proses interaksi yang cenderung mangarahkan pada
bentuk –bentuk kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
2.
Proses
dissosiatif, yaitu pros interaksi yang
cenderung mengarah pada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik.
Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama antar pribadi atau antarkelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk –bentuk kerjasama
adalah sebagai berikut:
1. Bargaining (tawar menawar), yaitu
perjanjian atau persetujuan antara pihak – pihak yang mengikat diri atau
bersengketa melalui perdebatan, usul.
2.
Kooptation (kooptasi), yaitu proses penerimaan unsur – unsur baru oleh
pemimpin suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan dalam organisasi.
3.
Coalition (koalisi), yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih
dengan tujuan yang sama.
4. Join Venture (usaha patungan),
yaitu kerjasama perusahaan (proyek-proyek tertentu).
Akomodasi (penyesuaian diri),
yaitu suatu bentuk proses sosial yang didalamnya terdapat individu –
individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri,
tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau
menghentikan ketegangan untuk mencapai kelestarian. Tujuan akomodasi
adalah untuk mengurangi perbedaan paham, pertentangan politik atau
permusuhan antarsuku atau negara, mencegah terjadinya konflik yang
mengarah ke benturan pola pikir atau benturan fisik, mengupayakan
terjadinya kerjasama antar individu dan kelompok sosial, serta
mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara
kelompok atau ras.
D. SOSIALISASI
DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Sosialisasi, yaitu proses
mempelajari nilai, norma, peran, dan persyaratan lainnya yang diperlukan
untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dari individu dalam
kehidupan sosial jenis-jenis sosialisasi terdiri dari:
1.
sosialisasi
primer, yaitu sosialisasi yang dilakukan di
lingkungan keluarga terhadap anggota keluarganya sendiri.
2.
sosialisasi
sekunder, yaitu sosialisasi yang dilakukan di
luar lingkungan keluarga.
Tujuan sosialisasi adalah
agar individu mampu berkomunikasi secara efektif, agar terampil dalam
kehidupannya di masyarakat, agar mampu mengendalikan fungsi-fungsi
organik melalui latihan – latihan mawas diri yang tepat, dan menanamkan
nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Tahap-tahap proses sosialisasi
adalah sebagai berikut:
1. Tahap
persiapan (prepatory stage), persiapan pemahaman tentang diri.
2. Tahap
meniru (play stage), anak dapat melakukan tiruan
secara sempurna.
3. tahap
siap bertindak (game stage), peniruan yang dilakukan manusia
mulai berkurang.
4. Tahap
pennerimaan norma kolektif (generalized other) manusia adalah
orang dewasa.
Proses inkulturasi, mempelajari
kebudayaan sendiri dengan cara mempelajari adat istiadat, bahasa, seni,
agama, kepercayaan yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
diantaranya struktur sosio budaya, artinya pola perilaku ideal yang
diharapkan, situasi yaitu seluruh kondisi fisik dan social, serta
kepribadian, yaitu semua factor psikologis kejiwaan dan biologis
(kejasmanian) yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan
kepribadian , yaitu:
1. Heredity
(warisan biologis)
2. Natural
environment (warisan lingkungan alam)
3. Social
heritage (warisan social)
4. Group
(kelompok manusia)
Kepribadian
memberikan suatu identitas kepada orang sebagai individu yang unik.
Unsur yang membedakan seseorang dengan yang lainnya (yang menjadikan
unik) adalah sebagai berikut:
1.
Pengetahuan
2.
Perasaan
3.
Naluri/dorongan
hati/ insting.
Media sosialisasi, yaitu:
1.
Media
sosialisasi keluarga
2. Media sosialisasi teman sepermainan
3.
Media
sosialisasi sekolah
4. Media sosialisasi lingkungan kerja
5.
Media
sosialisasi dengan media masa
E. PENGENDALIAN
SOSIAL DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Definisi
pengendalian sosial:
· Segenap cara dan proses yang ditempuh sekelompok orang atau
masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan
harapan kelompok atau masyarakat.
· Pengendalian sosial merupakan tindakan ”pengawasan” terhadap
kegiatan atau perilaku anggota masyarakat (kelompok) agar tidak
menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku.
Tiga ketegangan dalam proses
sosial yang memerlukan pengendalian sosial, yaitu:
1.
Ketegangan sosial yang terjadi antara ketentuan dalam adat istiadat dan
kepentingan individu.
2. Ketegangan sosial yang terjadi
karena keperluan yang bersifat umum bertemu dengan kepentingan golongan
yang ada dalam masyarakat.
3. Ketegangan
sosial yang terjadi karena golongan yang menyimpang sengaja menentang
tata kelakuan yang berlaku di dalam masyarakat.
Ruang lingkup pengendalian
sosial, yaitu pengawasan dari individu terhadap individu lain,
pengawasan dari individu terhadap kelompok pengawasan dari kelompok
terhadap kelompok, dan pengawasan dari kelompok terhadap individu.
Sifat-sifat pengendalian sosial, yaitu:
1. pengendalian sosial secara preventif, usaha pencegahan
terhadap pelarangan;
2. pengendalian sosial secara
represif, pengendalian yang diadakan apabila telah terjadi pelanggaran
dan diupayakan agar keadaan pulih kembali;
3.
pengendalian sosial gabungan, usaha untuk mencegah terjadinya
penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan
yang tidak sesuai (represif)
Pengendalian sosial dapat
melalui berbagai alternatif, seperti berikut:
1. Persuasif
(pengendalian tanpa kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang
menekankan pada suatu usaha untuk mengajak atau membimbing barupa
anjuran;
2. Kurasif (pengendalian
dengan kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang
dilakukan dengan ancaman. Pengendalian dengan ancaman dibagi menjadi 2:
a. kompulsif
(compulsion), situasi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga
secara terpaksa taat dan patuh terhadap norma-norma.
b. Pervasi (pervasiona),
penanaman norma-norma yang ada secara berulang-ulang dengan harapan
tersebut dapat masuk kedalam kesadaran seseorang.
Bentuk
pengendalian sosial dapat berupa intimidasi (ancaman), kekerasan fisik
(hukum fisik), cemoohan, gosip, teguran, hukuman, dll. Sarana
pengendalian sosial adalah melalui pendidikan baik pendidikan sekolah
maupun pendidikan luar sekolah, melalui sarana desas desus, melalui
sarana dengan menjatuhkan sanksi, berarti persetujuan atau penolakan
terhadap perilaku tertentu.
Fungsi pengendalian
sosial menutut Koentjaraningrat adalah untuk mempertebal keyakinan
masyarakat tentang kebaikan norma, hal ini dapat ditempuh melalui
pendidikan, memberi imbalan kepada warga yang mentaati norma. Faktor
yang menyebabkan penyimpangan adalah adanya kaidah/nilai yang tidak
memuaskan bagi pihak tertentu.
Peranan aparat-aparat lembaga
sosial dalam pengendalian sosial, yaitu:
1.
Kepolisian, aparat resmi pemerintah yang bertugas untuk menertibkan
keamanan dalam masyarakat.
2. Pengadilan, bertugas
menyelenggarakan pengadilan terhadap orang yang diduga melakukan
pelanggaran hukum atau kejahatan
3. Adat.
Pada umumnya adat bersifat magis dan religius yang mengandung
nilai-nilai budaya, norma-norma hukum, aturan yang saling berkaitan dan
menjadi aturan tradisional.
4. Tokoh masyarakat, orang-orang yang dituakan dalam
lingkungannya.
Kelembagaan Ditinjau dari Sudut Sosiologis
Lembaga adalah suatu sistem norma
untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang
penting, atau secara formal kumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang
berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Lima lembaga dasar yang
penting dalam masyarakat yang kompleks adalah lembaga keluarga, lembaga
keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian, dan lembaga
pendidikan.
A. PENGERTIAN,
PENGGOLONGAN, PROSES PERTUMBUHAN, CIRI-CIRI, DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
Lembaga sosial merupakan satuan sistem norma khusus yang
menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia
dalam kehidupan bermasyarakat.
Unsur penting lembaga sosial
sebagai berikut:
1. lembaga sosial terkait kebutuhan pokok manusia dalam hidup
bermasyarakat.
2. lembaga sosial merupakan organisasi yang relatif tetap
3.
lembaga sosial
merupakan suatu organisasi yang tersusun atau terstuktur.
4.
lembaga sosial
merupakan cara bertindak yang mengikat
1.
Penggolongan
Lembaga Sosial
Berdasarkan sistem nilai yang
diterima masyarakat:
a. Basic Institution, penting
memelihara/mempertahankan tata tertib masyarakat.
b. Subsidiary
Institutions, Lembaga yang kurang penting.
Berdasarkan pengembangannya:
a.
Crescive
Institutions, lembaga yang tidak disengaja
tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
b.
Enacted
Institutions, Lembaga yang sengaja dibentuk
untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat:
a.
Approved
Institutions, Lembaga yang diterima
masyarakat.
b. Unsaction Institutions, Lembaga
yang ditolak masyarakat.
Berdasarkan fungsinya:
a.
Cooperative
Institutions, lembaga yang menghimpun pola
serta tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga
b.
Regulative
Institutions, lembaga bertujuan untuk
mengawasi adat istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari lembaga
tersebut.
Berdasarkan faktor penyebarannya:
a.
General
Institutions, Lembaga dikenal seluruh lapisan
masyarakat
b. Retucted Institutions, Lembaga
yang hanya diketahui kalangan tertentu saja.
2.
Proses
Pertumbuhan lembaga Sosial
Lembaga sosial tumbuh karena
adanya kebutuhan masyarakat untuk tujuan keteraturan hidup bersama,
agar anggota – anggota masyarakat tidak berbuat sesuai dengan kehendak
masing-masing. Proses sebuah aturan menjadi lembaga sosial disebut
institusionalisasi (pelembagaan). Proses pertumbuhan lembaga sosial
memakan waktu yang lama dan harus melalui internalisasi(pembudayaan).
3.
Ciri-ciri
lembaga sosial
Ciri-ciri
umum lembaga sosial menurut John Levis Gilin dan John Phillipe
Gillin, yaitu:
1.
Organisasi pola
penilai dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas
kemasyarakatan.
2. Mempunyai tingkat kekekalan, sehingga himpunan norma yang
wajar harus dipertahankan.
3. mempunyai tujuan tertentu
4.
mempunyai alat
kelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5.
mempunyai tradisi
tertulis maupun tidak tertulis
6.
biasanya memiliki
lambang-lambang tertentu menggambarkan tujuan/fungsi.
4.
Fungsi
Lembaga Sosial
Fungsi lembaga sosial, yaitu
menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan, memberi pedoman kepada
anggota masyarakat bagaimana harus bertingkah laku atau bersikap
menghadapi masalah dalam masyarakat, memberi pegangan kepada anggota
masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social
control), yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku
para anggotanya.
B. PENGERTIAN,
CIRI-CIRI, PROSES TERBENTUKNYA, MACAM-MACAM, FUNGSI, DAN BENTUK LEMBAGA
KELUARGA
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling mendasar dan
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik
yang dilahirkan maupun yang diadopsi.
Lembaga keluarga merupakan
gemainschaft yang memiliki ciri-ciri kelompok primer, yaitu antaranggota
keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hanggat, face to face,
kooperatif.
1. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton Page
a. Keluarga
merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga
berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja dibentuk
c.
Keluarga memiliki
suatu system tata nama (nomenclature) termasuk perhitungan garis
keturunan.
d. Memeliki fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
dan berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.
2. Proses terbentuknya Keluarga
Suatu perkawinan dikatakan syah
apabila diakui keberadaanya oleh masyarakat, baik haknya maupun
kewajibannya, apabila sesuai dengan norma – norma hukum adat, hukum
agama dan hukum negara.
Tahap-tahap terbentuknya keluarga adalah:
1.
tahap pre nuptal
(formatif), yaitu persiapan sebelum
dilangsungkan pernikahan
2. Tahap nuptal stage, tahap
perkawinan
3. tahap
child rearing stage tahap pemeliharaan anak
4. tahap
maturity stage tahap keluarga dewasa
3. Macam-macam keluarga
Adapun macam-macam keluarga adalah
keluarga inti/batih (nuclear family), yaitu ayah, ibu, dan anak;
keluarga inti tanpa anak, yaitu suami dan istri. Keluarga luas/keluarga
besar (extended family), yaitu ayah, ibu, anak,dan anggota
keluarga lain, misal kakek, nenek, keponakan, adik, bibi/paman.
4.
Fungsi
keluarga
a. Fungsi reproduksi
b.
Fungsi afeksi
c.
Fungsi sosiolisasi
d.
Fungsi ekonomi
e.
Fungsi kontrol
sosial
f. Fungsi proteksi
5.
Bentuk
Lembaga keluarga
Bentuk-bentuk perkawinan: dilihat dari jumlah suami dan
istri(monogami dan poligami). Dilihat dari asal jodoh (Endogami
dan eksogami)
C. PENGERTIAN,
TUJUAN, FUNGSI, DAN PROSES TERBENTUKNYA LEMBAGA EKONOMI, LEMBAGA
POLITIK, LEMBAGA PENDIDIKAN, DAN LEMBAGA AGAMA.
1.
Lembaga
Ekonomi
Lembaga ekonomi merupakan lembaga
sosial yang menangani masalah kesejahteraan material, yaitu mengatur
kegiatanatau cara bereproduksi, distribusi, pemakaian (konsumsi) barang
dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup bermasyarakat
mendapatkan bagian yang seharusnya.
Menurut
Komblum, tipe sistem ekonomi, yaitu sebagai berikut:
a.
Merkantilisme
b.
Kapitalisme
c.
Sosialisme
d.
Sistem Ekonomi
Indonesia
2. Lembaga Politik
Menurut
Komblum bahwa lembaga politik merupakan perangkat norma dan status yang
mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Lembaga
politik berhubungan dengan eksekutif, yudikatif, legislatif, keamanan
nasional, dari partai politik, serta politik menentukan siapa, kapan,
dan bagaimana memiliki kekuasaan.
Ciri-ciri
lembaga politik adalah adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama
atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama, adanya asosiasi politik
yang disebut pemerintahan yang aktif pemerintah melaksanakan fungsi
–fungsi untuk kepentingan bersama, pemerintah diberi kewenangan untuk
memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan fisik, serta pemerintah
mempunyai kewenangan tersebut hanya pada wilayah tertentu.
Fungsi
lembaga politik adalah melembagakan norma melalui undang-undang yang
telah dibuat oleh lembaga legislatif, malaksanakan undang-undang yang
telah disyahkan, menyelenggarakan pelayanan sosial.
3.
Lembaga
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
membimbing manusia dari kegelapan/kebodohan ke pencerahan pengetahuan
atau dari tidak tahu menjadi tahu.
Fungsi nyata
pendidikan:
a. Membantu orang mengembangkan potensi mereka agar dapat
memenuhi kebutuhannya serta kebutuhan masyarakat.
b.
Melestarikan
kebudayaan dengan cara mewariskan kepada generasi berikutnya
c.
Mengembangkan
kemempuan berpikir dan berbicara secara rasional
d.
Meningkatkan cita
rasa keindahan para siswa
e. Membantu agar sanggup mencari nafkah bagi kehidupan kelak.
Jenis pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantoro:
1. Pendidikan
Informal (keluarga)atau biasa disebut pendidikan seumur hidup (life
long education)
2. Pendidikan
formal (sekolah)
3. pendidikan
non formal (pendidikan masyarakat)
4. Lembaga Agama
Lembaga agama adalah sistem
keyakinan dan praktik keagamaan dalam masyarakat.
Fungsi nyata agama adalah:
a.
Menyangkut pola
keyakinan yang disebut doktrin
b.
Ritual, aturan
–aturan tertentu yang dipergunakan dalam pelaksanaan peribadatan agama