Minggu, 05 Mei 2013

Individu dan Kelompok dalam Kajian Sosiologis

A.     KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA SECARA INDIVIDU DAN KELOMPOK
Manusia sejak lahir mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya, yaitu:
1.      kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan cinta kasih.
2.      kebutuhan inklusi adalah kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan mempertahankan.
3.      kebutuhan kontrak adalah kebutuhan akan pengawasan dan kekuasaan.


Menurut Peddington, kebutuhan hidup manusia terdiri dari tiga pokok, yaitu:
1.      Kebutuhan primer atau kebutuhan utama
2.      Kebutuhan sekunder atau kebutuhan sosial
3.      Kebutuhan integratif muncul dari hakikat manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral.

Menurut Maslow, kebutuhan hidup manusia dapat dibagi menjadi:
1.      kebutuhan fisik;
2.      kebutuhan rasa aman;
3.      kebutuhan diterima dan kasih sayang;
4.      kebutuhan untuk perwujudan;
5.      kebutuhan untuk perwujudan diri;
6.      kebutuhan ingin tahu;
7.      kebutuhan akan keindahan.
B.      INTERAKSI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN PRIBADI DAN KELOMPOK
Interaksi sosial yaitu gambaran tentang proses hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan antara individu dalam masyarakat.
Unsur-unsur interaksi sosial dikarenakan terjadinya kontak sosial, terjadinya komunikasi , terjadinya saling pengaruh mempengaruhi, dan adanya faktor pikiran dan tindakan interaksi sosial bertujuan untuk:
1.      tercipta hubungan yang harmonis antarindividu atau antarkelompok dalam kehidupan bermasyarakat;
2.      tercapainya kebutuhan dan kepentingan individu sebagai warga masyarakat;
3.      sebagai sarana mewujudkan keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
4.      sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup warga masyarakat

Jenis – jenis interaksi sosial:
1.      Interaksi antarindividu;
2.      Interaksi antarindividu dengan kelompok;
3.      Interaksi antarkelompok.

Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial  adalah:
1.      imitasi;
2.      sugesti;
3.      identifikasi;
4.      simpati;
5.      motivasi;
6.      empati.
Syarat – syarat terbentuknya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial, yaitu cara dua orang atau dua pihak dalam berhubungan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan komunikasi, yaitu proses dua pihak yang saling berhubungan dalam pikiran dan tindakan.
Status sosial disebut juga kedudukan yang diartikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Macam-macam status sosial, yaitu:
1.      Status kelahiran (ascribed status); status yang didapat sejak orang dilahirkan;
2.      Status karena perjuangan (achieved status); status diperoleh dari perjuangan;
3.      Status pemberian (assigned status); status diperoleh dari pemberian;
4.      Status simbol, dapat dilihat dari kebiasaan, tempat tinggal seahri-hari;
5.      Status aktif adalah status yang pada saat kondisi tertentu aktif;
6.      Status laten adalah status diam pada saat status aktif bekerja.

C.     KETERATURAN DAN KONFLIK DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Faktor-faktor yang dapat menciptakan keteraturan sosial adalah:
1.      kebutuhan nyata (kebutuhan lahir dan batin);
2.      efisiensi merupakan alat untuk mempererat dan mengatur pergaulan manusia;
3.      efektif untuk mencapai tujuan hidup sesuai dengan nilai – nilai sosial;
4.      penyesuaian diri pada kebenaran mendekatkan manusia pada nilai – nilai yang dialami dan dibenarkan oleh masyarakat;
5.      penyesuaian diri pada kaidah-kaidah yang berlaku;
6.      sikap tidak memaksakan kehendak secara mental dan fisik.

Interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua macam proses sosial, yaitu:
1.      Proses asosiatif, yaitu proses interaksi yang cenderung mangarahkan pada bentuk –bentuk kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
2.      Proses dissosiatif, yaitu pros interaksi yang cenderung mengarah pada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik.
Kerja sama merupakan suatu usaha bersama antar pribadi  atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk –bentuk kerjasama adalah sebagai berikut:
1.      Bargaining (tawar menawar), yaitu perjanjian atau persetujuan antara pihak – pihak yang mengikat diri atau bersengketa melalui perdebatan, usul.
2.      Kooptation (kooptasi), yaitu proses penerimaan unsur – unsur baru oleh pemimpin suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
3.      Coalition (koalisi), yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama.
4.      Join Venture (usaha patungan), yaitu kerjasama perusahaan (proyek-proyek tertentu).
Akomodasi (penyesuaian diri), yaitu suatu bentuk proses sosial yang didalamnya terdapat individu – individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan untuk mencapai kelestarian. Tujuan akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan paham, pertentangan politik atau permusuhan antarsuku atau negara, mencegah terjadinya konflik yang mengarah ke benturan pola pikir atau benturan fisik, mengupayakan terjadinya kerjasama antar individu dan kelompok sosial, serta mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok atau ras.

D.     SOSIALISASI DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Sosialisasi, yaitu proses mempelajari nilai, norma, peran, dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dari individu dalam kehidupan sosial jenis-jenis sosialisasi terdiri dari:
1.      sosialisasi primer, yaitu sosialisasi yang dilakukan di lingkungan keluarga terhadap anggota keluarganya sendiri.
2.      sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi yang dilakukan di luar lingkungan keluarga.

Tujuan sosialisasi adalah agar individu mampu berkomunikasi secara efektif, agar terampil dalam kehidupannya di masyarakat, agar mampu mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan – latihan mawas diri yang tepat, dan menanamkan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Tahap-tahap proses sosialisasi adalah sebagai berikut:
1.      Tahap persiapan (prepatory stage), persiapan pemahaman tentang diri.
2.      Tahap meniru  (play stage), anak dapat melakukan tiruan secara sempurna.
3.      tahap siap bertindak (game stage), peniruan yang dilakukan manusia mulai berkurang.
4.      Tahap pennerimaan norma kolektif (generalized other) manusia adalah orang dewasa.

Proses inkulturasi, mempelajari kebudayaan sendiri dengan cara mempelajari adat istiadat, bahasa, seni, agama, kepercayaan yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang diantaranya struktur sosio budaya, artinya pola perilaku ideal yang diharapkan, situasi yaitu seluruh kondisi fisik dan social, serta kepribadian, yaitu semua factor psikologis kejiwaan dan biologis (kejasmanian) yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan kepribadian , yaitu:
1.      Heredity (warisan biologis)
2.      Natural environment (warisan lingkungan alam)
3.      Social heritage (warisan social)
4.      Group (kelompok manusia)
Kepribadian memberikan suatu identitas kepada orang sebagai individu yang unik. Unsur yang membedakan seseorang dengan yang lainnya (yang menjadikan unik) adalah sebagai berikut:
1.      Pengetahuan
2.      Perasaan
3.      Naluri/dorongan hati/ insting.

Media sosialisasi, yaitu:
1.      Media sosialisasi keluarga
2.      Media sosialisasi teman sepermainan
3.      Media sosialisasi sekolah
4.      Media sosialisasi lingkungan kerja
5.      Media sosialisasi dengan media masa
E.      PENGENDALIAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
  Definisi pengendalian sosial:
·        Segenap cara dan proses yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat.
·        Pengendalian sosial merupakan tindakan ”pengawasan” terhadap kegiatan atau perilaku anggota masyarakat (kelompok) agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku.

   Tiga ketegangan dalam proses sosial  yang memerlukan pengendalian sosial, yaitu:
1. Ketegangan sosial yang terjadi antara ketentuan dalam adat istiadat dan kepentingan individu.
2. Ketegangan sosial yang terjadi karena keperluan yang bersifat umum bertemu dengan kepentingan golongan yang ada dalam masyarakat.
3. Ketegangan sosial yang terjadi karena golongan yang menyimpang sengaja menentang tata kelakuan yang berlaku di dalam masyarakat.

   Ruang lingkup pengendalian sosial, yaitu pengawasan dari individu terhadap individu lain, pengawasan dari individu terhadap kelompok pengawasan dari kelompok terhadap kelompok, dan pengawasan dari kelompok terhadap individu.
   Sifat-sifat pengendalian sosial, yaitu:
1. pengendalian sosial secara preventif, usaha pencegahan terhadap pelarangan;
2. pengendalian sosial secara represif, pengendalian yang diadakan apabila telah terjadi pelanggaran dan diupayakan agar keadaan pulih kembali;
3. pengendalian sosial gabungan, usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan  yang tidak sesuai (represif)

   Pengendalian sosial dapat melalui berbagai alternatif, seperti berikut:
1. Persuasif (pengendalian tanpa kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang menekankan pada suatu usaha untuk mengajak atau membimbing barupa anjuran;
2. Kurasif (pengendalian dengan kekerasan),  yaitu pengendalian sosial yang dilakukan dengan ancaman. Pengendalian dengan ancaman dibagi menjadi 2:
a. kompulsif (compulsion), situasi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga secara terpaksa taat dan patuh terhadap norma-norma.
b. Pervasi (pervasiona), penanaman norma-norma yang ada secara berulang-ulang dengan harapan tersebut dapat masuk kedalam kesadaran seseorang.

   Bentuk pengendalian sosial dapat berupa intimidasi (ancaman), kekerasan fisik (hukum fisik), cemoohan, gosip, teguran, hukuman, dll. Sarana pengendalian sosial adalah melalui pendidikan baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, melalui sarana desas desus, melalui sarana dengan menjatuhkan sanksi, berarti persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu.
   Fungsi pengendalian sosial menutut Koentjaraningrat adalah untuk mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma, hal ini dapat ditempuh melalui pendidikan, memberi imbalan kepada warga yang mentaati norma. Faktor yang menyebabkan penyimpangan adalah adanya kaidah/nilai yang tidak memuaskan bagi pihak tertentu.

   Peranan aparat-aparat lembaga sosial dalam pengendalian sosial, yaitu:
1. Kepolisian, aparat resmi pemerintah yang bertugas untuk menertibkan keamanan dalam masyarakat.
2. Pengadilan, bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap orang yang diduga melakukan pelanggaran hukum atau kejahatan
3.  Adat. Pada umumnya adat bersifat magis dan religius yang mengandung nilai-nilai budaya, norma-norma hukum, aturan yang saling berkaitan dan menjadi aturan tradisional.
4. Tokoh masyarakat, orang-orang yang dituakan dalam lingkungannya.

Kelembagaan Ditinjau dari Sudut Sosiologis
Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting, atau secara formal kumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks adalah lembaga keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian, dan lembaga pendidikan.
A.     PENGERTIAN, PENGGOLONGAN, PROSES PERTUMBUHAN, CIRI-CIRI, DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
Lembaga sosial merupakan satuan sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Unsur penting lembaga sosial sebagai berikut:
1.      lembaga sosial terkait kebutuhan pokok manusia dalam hidup bermasyarakat.
2.      lembaga sosial merupakan organisasi yang relatif tetap
3.      lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang tersusun atau terstuktur.
4.      lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat
1.      Penggolongan Lembaga Sosial
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat:
a.       Basic Institution, penting memelihara/mempertahankan tata tertib masyarakat.
b.      Subsidiary Institutions, Lembaga yang kurang penting.
Berdasarkan pengembangannya:
a.       Crescive Institutions, lembaga yang tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
b.      Enacted Institutions, Lembaga yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat:
a.       Approved Institutions, Lembaga yang diterima masyarakat.
b.      Unsaction Institutions, Lembaga yang ditolak masyarakat.
Berdasarkan fungsinya:
a.       Cooperative Institutions, lembaga yang menghimpun pola serta tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga
b.      Regulative Institutions, lembaga bertujuan untuk mengawasi adat istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari lembaga tersebut.
Berdasarkan faktor penyebarannya:
a.       General Institutions, Lembaga dikenal seluruh lapisan masyarakat
b.      Retucted Institutions, Lembaga yang hanya diketahui kalangan tertentu saja.


2.      Proses Pertumbuhan lembaga Sosial
Lembaga sosial tumbuh  karena adanya kebutuhan masyarakat untuk tujuan keteraturan hidup bersama, agar anggota – anggota masyarakat tidak berbuat sesuai dengan kehendak masing-masing. Proses sebuah aturan menjadi lembaga sosial disebut institusionalisasi (pelembagaan). Proses pertumbuhan lembaga sosial memakan waktu yang lama dan harus melalui internalisasi(pembudayaan).
3.      Ciri-ciri lembaga sosial
Ciri-ciri umum lembaga sosial menurut John Levis Gilin dan John Phillipe Gillin, yaitu:
1.      Organisasi pola penilai dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.
2.      Mempunyai tingkat kekekalan, sehingga himpunan norma yang wajar harus dipertahankan.
3.      mempunyai tujuan tertentu
4.      mempunyai alat kelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5.      mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis
6.      biasanya memiliki lambang-lambang tertentu menggambarkan tujuan/fungsi.
4.      Fungsi Lembaga Sosial
Fungsi lembaga sosial, yaitu menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan, memberi pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana harus bertingkah laku atau bersikap menghadapi masalah dalam masyarakat, memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku para anggotanya.

B.      PENGERTIAN, CIRI-CIRI, PROSES TERBENTUKNYA, MACAM-MACAM, FUNGSI, DAN BENTUK LEMBAGA KELUARGA
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling mendasar dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan maupun yang diadopsi.
Lembaga keluarga merupakan gemainschaft yang memiliki ciri-ciri kelompok primer, yaitu antaranggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hanggat, face to face, kooperatif.
1.      Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton Page
a.       Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b.      Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk
c.       Keluarga memiliki suatu system tata nama (nomenclature) termasuk perhitungan garis keturunan.
d.      Memeliki fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya dan berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e.       Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.
2.      Proses terbentuknya Keluarga
Suatu perkawinan dikatakan syah apabila diakui keberadaanya oleh masyarakat, baik haknya maupun kewajibannya, apabila sesuai dengan norma – norma hukum adat, hukum agama dan hukum negara.
Tahap-tahap terbentuknya keluarga adalah:
1.      tahap pre nuptal (formatif), yaitu persiapan sebelum dilangsungkan pernikahan
2.      Tahap nuptal stage, tahap perkawinan
3.      tahap child rearing stage tahap pemeliharaan anak
4.      tahap maturity stage tahap keluarga dewasa
3.      Macam-macam keluarga
Adapun macam-macam keluarga adalah keluarga inti/batih (nuclear family), yaitu ayah, ibu, dan anak; keluarga inti tanpa anak, yaitu suami dan istri. Keluarga luas/keluarga besar (extended family), yaitu ayah, ibu, anak,dan anggota keluarga lain, misal kakek, nenek, keponakan, adik, bibi/paman.
4.      Fungsi keluarga
a.       Fungsi reproduksi
b.      Fungsi afeksi
c.       Fungsi sosiolisasi
d.      Fungsi ekonomi
e.       Fungsi kontrol sosial
f.        Fungsi proteksi
5.      Bentuk Lembaga keluarga
Bentuk-bentuk perkawinan: dilihat dari jumlah suami dan istri(monogami dan poligami). Dilihat dari asal jodoh (Endogami dan eksogami)

C.     PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN PROSES TERBENTUKNYA LEMBAGA EKONOMI, LEMBAGA POLITIK, LEMBAGA PENDIDIKAN, DAN LEMBAGA AGAMA.
1.      Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi merupakan lembaga sosial yang menangani masalah kesejahteraan material, yaitu mengatur kegiatanatau cara bereproduksi, distribusi, pemakaian (konsumsi) barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup bermasyarakat mendapatkan bagian yang seharusnya.
Menurut Komblum, tipe sistem ekonomi, yaitu sebagai berikut:
a.       Merkantilisme
b.      Kapitalisme
c.       Sosialisme
d.      Sistem Ekonomi Indonesia
2.      Lembaga Politik
Menurut Komblum bahwa lembaga politik merupakan perangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Lembaga politik berhubungan dengan eksekutif, yudikatif, legislatif, keamanan nasional, dari partai politik, serta politik menentukan siapa, kapan, dan bagaimana memiliki kekuasaan.
Ciri-ciri lembaga politik adalah adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama, adanya asosiasi politik yang disebut pemerintahan yang aktif pemerintah melaksanakan fungsi –fungsi untuk kepentingan bersama, pemerintah diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan fisik, serta pemerintah mempunyai kewenangan tersebut hanya pada wilayah tertentu.
Fungsi lembaga politik adalah melembagakan norma melalui undang-undang yang telah dibuat oleh lembaga legislatif, malaksanakan undang-undang yang telah disyahkan, menyelenggarakan pelayanan sosial.
3.      Lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan/kebodohan ke pencerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu.
Fungsi nyata pendidikan:
a.       Membantu orang mengembangkan potensi mereka agar dapat memenuhi kebutuhannya serta kebutuhan masyarakat.
b.      Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan kepada generasi berikutnya
c.       Mengembangkan kemempuan berpikir dan berbicara secara rasional
d.      Meningkatkan cita rasa keindahan para siswa
e.       Membantu agar sanggup mencari nafkah bagi kehidupan kelak.
Jenis pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro:
1.      Pendidikan Informal (keluarga)atau biasa disebut pendidikan seumur hidup (life long education)
2.      Pendidikan formal (sekolah)
3.      pendidikan non formal (pendidikan masyarakat)
4.      Lembaga Agama
Lembaga agama adalah sistem keyakinan dan praktik keagamaan dalam masyarakat.
Fungsi nyata agama adalah:
a.       Menyangkut pola keyakinan yang disebut doktrin
b.      Ritual, aturan –aturan tertentu yang dipergunakan dalam pelaksanaan peribadatan agama
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar